a. Masukkan air dari kolam ke dalam ember,
diamkan lagi 5-10 menit, untuk memberikan kesempatan kepada benih lele
beradaptasi dengan air kolam yang akan ditempati.
b. Tebarkan benih berikut airnya ke dalam
kolam secara perlahan dengan memasukkan ember langsug ke dalam kolam.
Perhatikan pergerakan benih, jika benih langsung menyebar pertanda proses
adaptasi telah berhasil namun jika benih
hanya berdiam dilokasi penebaran atau dipojok-pojok kolam kemungkinan besar
proses adaptasi kurang berhasil.
Catatan :
a. Tebar benih pagi/sore hari, jangan tebar
ketika kecerahan air masih tinggi.
b. Biarkan beberapa jam/hari (rata-rata 18-24
jam) setelah benih terlihat lincah bernain di kolam secara merata, mulailah
beri pakan secara sedikit-sedikit.
c. Memasuki hari pertama pemberian pakan
pellet bisa diatur setiap 4-6 jam sekali selama 3-5 hari, kemudian diatur
menjadi 3 kali/hari yaitu pagi jam 7-8, sore jam 16-17 dan malam jam 21-22.
Dalam pemberian pakan malam hari lebih banyak dibanding pagi dan sore karena
lele termasuk golongan hewan nokturnal yaitu aktif di malam hari.
1. Manajemen Pemberian Pakan
Lele merupakan ikan yang aktif makan di permukaan air, maka pakan yang
paling cocok adalah jenis pakan terapung berbentuk pellet. Dalam budidaya lele
pakan yang digunakan menjadi 2 tingkatan, yaitu
pakan starter dan grower sesuai dengan bukaan mulut ikan.
a.
Pakan
starter, yaitu pakan untuk benih yang baru saja ditebar hingga umur ± 1 bulan.
Pakan ini berdiameter antara 0,5 mm hingga 1 mm
dengan kadar protein 35-40 %.
b.
Pakan
grower, yaitu pakan untuk lele yang telah dipelihara selama 1 bulan hingga siap
panen. Pakan ini berdiameter antara 2 mm hingga 3 mm dengan kadar protein
antara 28-32%.
Tips : Pilihlah merk-merk pakan yang telah teruji kualitasnya agar hasinya
sesuai dengan berat panen yang ditargetkan. Hal ini sangat penting karena
60-70% beaya operasional berasal dari beaya pembelian pakan.
Teknik Pemberian Pakan :
a.
Pilihlah
pakan yang ukurannya sesuai dengan bukaan mulut ikan.
b.
Berikan
pakan sampai lele cukup kenyang, dengan cara menebarkan pakan sedikit demi
sedikit dan tunggu hingga pakan habis termakan kemudian baru pakan ditebaran
lagi, begitu seterusnya hingga ikan cukup kenyang. Tanda-tanda lele yang sudah
kenyang adalah ketika respon lele terhadap pakan sudah tidak agresif lagi. Hal
ini memang membutuhkan proses pengamatan secara langsung.
c.
Berikan
pakan 2-3 kali sehari yaitu pagi, sore dan malam hari.
d.
Jangan
lupa mencatat jumlah pakan yang telah diberikan, hal ini kaitannya dengan
target berat panen yang dapat diprediksi dengan hitungan FCR (Food Consumtion
Rate).
e.
Agar
awet dan kualitasnya tidak menurun simpanlah pakan di dalam ruangan yang kering
dan terbebas dari bahan-bahan kimia dan hama tikus, ayam, kucing dan
sebagainya.
2. Pengendalian Hama dan Penyakit/Lingkungan
Pada dasarnya lele merupakan ikan
yang relatif lebih tahan terhadap serangan penyakit maupun dalam kondisi
kualitas air yang kurang mendukung. Namun pada kondisi2 tertentu lele jg akan
mengalami penurunan daya tahan tubuh sehingga mudah terserang penyakit.
Hal-hal yang bisa menyebabkan ikan lele
mudah terserang penyakit:
a.
Kondisi cuaca yg tidak menentu, kadang hujan kadang
panas. Hal ini dapat menyebabkan kondisi suhu air fluktuatif yg bisa
mengakibatkan lele mudah stres dan kurang nafsu makan.
b.
Menurunnya kualitas air. Buruknya kualitas air ini
sering kali disebabkan oleh:
·
Pemberian pakan yang berlebihan
·
Tingkat kepadatan yang terlalu tinggi
c.
Kualitas pakan yang kurang sesuai dengan standard
kebutuhan lele, hal ini dapat mengakibatkan daya tahan tubuh ikan menurun.
Pencegahan
Pencegahan merupakan cara yang terbaik,termudah dan
terhemat dengan cara :
a.
Penggunaan probiotik ke dalam air kolam secara tepat
dan rutin
b.
Bila cuaca sedang tidak normal berikanlah beberapa
lembar daun pisang secukupnya kedalam permukaan air kolam yang fungsinya
sebagai pelindung untuk menjaga suhu air agar tetap stabil
c.
Bila nafsu makan lele menurun tebarkan ekstrak tanaman
meniran setiap 2 hari sekali
d.
Pilih pakan yang telah teruji kualitasnya dan telah
terbukti hasil panennya.
e.
Selalu menjaga kebersihan lingkungan kolam dan
peralatan, jika ada ikan mati harus segera dipendam atau dibakar.
HAMA
Hama pada ikan lele adalah: berang-berang, ular, katak, burung,
serangga, kelelawar,ikan gabus dan belut. Dengan budidaya secara intensif,
hama-hama tersebut dapat diantisipasi dengan mudah.
PENYAKIT
A. Penyakit
karena parasit
·
Parasit Dactylogyrus
Parasit ini menyerang insang ikan.
Gejala awal ditandai nafsu makan ikan menurun, sering muncul di permukaan air,
dan terkadang berbaring dengan insang terbuka. Paarasit ini menyerang pada saat
kualitas air buruk, kurang pakan, kepadatan tinggi. dan perubahan lingkungan
·
Parasit Gyrodactylus.
Parasit ini menyerang bagian badan
dan sirip.Cara penanggulangannya dengan mengganti air dalam jumlah besar, lalu
taburkan garam dapur 100 g/m3 ke kolam. Ulangi terus minimal selama 7 hari
berturut-turut hingga sembuh.
·
Parasit Ichthyophthyrius
Parasit ini merupakan penyebab
penyakit bintik putih. Ia menyerang kulit ikan dan menimbulkan bintik-bintik
putih (white spot). Gejala klinis ditandai bercak putih menyebar di tubuh, ikan
sering menggosokkan badan dan tampak megap-megap seolah kekurangan oksigen.
Ikan yang terserang direndam dengan larutan garam 150 gram/m3 selama
24 jam setiap du hari sekali selama 10 hari hingga sembuh.
B. Penyakit karena Bakteri
·
Aeromonas sp dan Pseudomonas sp.
Bakteri ini sering dijumpai pada kolam yang
tercemar bahan organik. Keduanya seringkali ditemui di musim kemarau atau
menjelang penghujan. Menurunnya kualitas air dan atau fluktuasi suhu siang dan malam
hari yang signifikan adalah penyebab utama munculnya penyakit ini. Gejala
klinis dicirikan luka di tubuh dan berdarah, perut membesar, lendir mencair,
sisik mengelupas, dan timbul borok. Dalam waktu singkat kondisi ikan lemah.
sering muncul ke permukaan, lalu mati. Serangan penyakit ini perlu
diwaspadai sebab tak jarang berakibat kematian missal juga dalam waktu singkat.
·
Penyakit tuberculosis yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium Fortoitum
Gejalanya: tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak
(karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di
permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik putih di sekitar mulut
dan sirip.
Jika lele telah terserang penyakit yang disebabkan
oleh bakteri biasanya sangat sulit diatasi tetapi alternative obat bisa
menggunakan antibiotik herbal yaitu
ekstrak meniran, bawang putih, daun sirih, dll tanpa ada batas waktu minimal
sampai ikan benar-benar sehat.
C. Jamur/Cendawan
Jamur tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan
yang kondisinya lemah. Serangan jamur diawali karena adanya luka pada permukaan
tubuh ikan akibat penanganan ikan yang kurang tepat.
Gejala: ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah
luka atau ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip,
dan tubuh lainnya.
Jika tidak terdeteksi secara dini dan tidak segera diobati penyakit jamur
ini dapat mengakibatkan kematian ikan secra bertahap dari hari ke hari semakin
banyak hingga ikan benar-benar habis. Cara pengobatan dengan mengganti air
dalam jumlah besar, lalu taburkan garam dapur 100 g/m3 dan larutan
kapur 25 g/m3 ke dalam kolam. Ulangi terus setiap 2 hari sekali
minimal selama 10 hari hingga ikan benar-benar terbebas dari jamur.
Selain
itu, M. Zainun Ikhsan, S.Pi juka mengatakan dalam
pembudidayaan atau pembesaran ikan lele, kita juga harus memperhatikan keadaan
pasar saat itu. Apakah harga pasar sedang naik ataukah turun. Hal itu
berhubungan dengan untung rugi penjualan ikan lele tersebut. Kita juga harus
kreatif dalam pemasaran. Tidak harus menjualnya ke pengumpul, kita bisa
langsung menjual sendiri ke rumah makan ataupun ke pedagang – pedagang kaki
lima. Intinya kita tidak boleh malu dalam memasarkan sendiri hasil budidaya
ikan lele tersebut.
Angga Jatmika
No comments:
Post a Comment