a.
Pendidikan
kejuruan akan efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih merupakan replika
lingkungan dimana nanti ia akan bekerja.Penerapan prinsip ini sangat sulit
untuk bisa diterapkan di Indonesia karena pembuatan replika akan memerlukan
biaya besar dan harus selalu mengikuti perkembangan yang terjadi di dunia
industri. Melihat keadaan sekolah kejuruan di Indonesia, sangat sulit
menerapkan prinsip ini. Untuk mengatasi kekurangan ini, hal terjauh yang bisa
dilaksanakan adalah menyediakan fasilitas praktek dasar sehingga lulusan nanti
akan memiliki kompetensi dasar yang kuat untuk dikembangkan lebih lanjut jika
sudah diterima di industri.
b.
Latihan
kejuruan akan efektif apabila diberikan tugas atau program sesuai dengan apa
yang akan dikerjakan kelak. Demikian pula fasilitas atau peralatan beserta proses
kerja dan operasionalnya dibuat sama dengan kondisi nyata nantinya. Diperlukan
suatu penggambaran nyata tentang dunia kerja dalam Pendidikan Teknologi
Kejuruan yaitu dengan adanya program yang sesuai dengan dunia kerja namun
seperti yang dipaparkan sebelumnya hal ini sangat sulit untuk diterapkan pada
sekolah kejuruan di Indonesia, karena keterbatasan dana yang dimiliki. Untuk
mengatasinya sekolah perlu menyelenggarakan praktek industry langsung di tempat
industry yang memadai sesuai standar yang ditetapkan dan memadai dalam
fasilitas. Dengan intensitas waktu dan pekerjaan seperti hal nya bekerja dalam
perusahaan. Tetapi hal ini diperlukan pengawasan yang baik dan khusus agar
konsep atau prinsip dari tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Fakta nya sulit
untuk menempatkan siswa dengan jumlah yang banyak ke sebuah industry,
diperlukan relasi tempat industry yang cukup banyak agar seluruh siswa dapt
melakukan praktik industry tersebut.
c.
Pendidikan
kejuruan akan efektif jika melatih seseorang dalam kebiasaan berpikir dan
bekerja seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu sendiri.Idealnya sekolah
bisa menciptakan kondisi yang mendukung pembentukan pola pikir dan pola kerja
bagi siswanya, namun kendala terbesar adalah bahwa manajemen sekolah tidak
memiliki latar belakang industri yang kuat. Hampir semua sekolah kejuruan di
Indonesia dipimpin dan diajar oleh para profesional pendidikan yang tidak
memiliki pengalaman industri cukup. Maksud latar belakang dalam hal ini adalah
pengalaman bekerja dan etos kerja industri, sehingga penerapan prinsip ini
dalam proses pendidikan sekolah kejuruan masih kurang.
d.
Pendidikan
kejuruan akan efektif jika dapat memampukan setiap individu mengembangkan
minatnya, pengetahuannya dan keterampilannya pada tingkat yang paling tinggi.Prinsip
ini sudah banyak diterapkan dan berhasil di banyak sekolah kejuruan. Sistem
pendidikan kita memungkinkan bagi individu siswa untuk maju dan meraih tingkat
kompetensi dan keberhasilan yang setinggi-tingginya. Ini kemungkinan akibat
liberalnya sistem pendidikan kita sehingga memungkinkan siswa yang memiliki
potensi, rajin dan memiliki kemauan kuat dapat melaju cepat. Namun hal ini juga
berlaku bagi siswa yang lemah, dimana siswa seperti ini akan tertinggal jika
tidak memiliki keinginan dan motivasi yang kuat untuk maju. Sistem pendidikan
yang ada memberikan keleluasaan besar pada guru untuk menentukan kualitas
proses pembelajaran. Guru akan cenderung memberikan prioritas pada siswa yang
potensial dan aktif. Sistem kontrol pembelajaran kurang bisa memastikan
pemerataan prioritas terhadap semua siswa untuk mendapat pelajaran yang sama
kuantitas dan kualitasnya.
e.
Pendidikan
kejuruan yang efektif untuk setiap profesi, jabatan atau pekerjaan hanya dapat
diberikan kepada seseorang yang memerlukannya, yang menginginkannya dan yang
mendapat untung darinya.Idealnya memang semua calon siswa yang masuk ke sekolah
kejuruan sudah melewati seleksi potensi teknis dan non-teknis, sehingga siswa
yang masuk adalah siswa yang secara bakat dan minat sesuai dengan jurusan yang
dipilih serta memiliki motivasi intrinsik yang besar untuk menjalani
pembelajaran. Namun, pada kenyataannya ada banyak faktor yang menyebabkan hal
ini kurang bisa dilaksanakan di sebagian besar sekolah. Salah satu faktor
penting adalah karena tidak adanya bimbingan dan konseling karir atau
vokasional di level SMP sebelum masuk SMK dan juga di level SMA/SMK ke program
vokasi lanjutannya. Ini menyebabkan calon siswa sekolah kejuruan tidak memiliki
pengertian yang cukup mengenai dunia kerja, sehingga dalam banyak kasus terjadi
ketidaksesuaian siswa yang masuk ke sekolah vokasi.
f.
Pendidikan
kejuruan akan efektif jika pengalaman latihan untuk membentuk kebiasaan kerja
dan kebiasaan berpikir yang benar diulang-ulang sehingga sesuai seperti yang
diperlukan dalam pekerjaan nantinya.Prinsip ini banyak diabaikan dan memang
sulit untuk diterapkan sepenuhnya karena banyaknya beban kurikulum sekolah
kejuruan di Indonesia. Siswa tidak hanya belajar mata pelajaran teknis namun
juga pelajaran normatif dan adaptif yang memakan porsi hingga 30-40% dari total
waktu pembelajaran. Waktu pembelajaran praktek kejuruan juga tidak bisa
melaksanakan kegiatan berulang karena kurangnya sarana prasarana penunjang
praktek sehingga harus bergantian dengan siswa lain. Pada saat Praktek Industri
sebenarnya siswa mendapat waktu panjang untuk mengulang-ulang kegiatan praktek,
namun banyak siswa terkendala dengan penempatan praktek yang tidak sesuai
jurusan.
g.
Pendidikan
kejuruan akan efektif jika gurunya telah mempunyai pengalaman yang sukses dalam
penerapan keterampilan dan pengetahuan pada operasi dan proses kerja yang akan
dilakukan.Penerapan prinsip ini juga sangat sulit diterapkan di Indonesia.
Pendidik di sekolah kejuruan sebagaian besar adalah pendidik murni dengan
ketrampilan teknis tingkat pemula. Solusinya adalah dengan mendatangkan
pengajar tamu dari industri ke sekolah, namun karena terbatasnya waktu biasanya
kegiatan ini hanya bisa memberi wawasan pengetahuan saja ke siswa dan tidak
bisa sampai pada pemberian ketrampilan. Akhirnya memanglang harus realistis,
sekolah kejuruan di Indonesia baru bisa memasok calon tenaga kerja yang siap
latih ketika masuk ke dunia industri. Mereka dibekali pengetahuan dan
ketrampilan dasar pada bidangnya. Jika industri ingin mendapat pekerja dengan
level kompetensi lebih tinggi atau lebih spesifik, mereka harus melakukan
pelatihan lanjutan secara in-company.
h.
Pada
setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh seseorang agar
dia tetap dapat bekerja pada jabatan tersebut.Saat ini sudah ada standar
kompetensi baku yang dipakai sebagai acuan di SMK yaitu SKKD dan Program
Diploma banyak mengacu pada SKKNI. Hal ini sudah cukup memadai, namun masih ada
kendala dalam implementasi di lapangan seperti tidak standarnya proses
pembelajaran antar sekolah dan antar daerah dalam satu bidang keahlian.
Kesulitan lain adalah pada saat uji kompetensi yang juga tidak standar antar
sekolah dan antar daerah karena menggunakan penguji yang berbeda dan tidak
profesional. Seharusnya uji kompetensi dilakukan oleh satu lembaga khusus
dibawah asosiasi industri tertentu, namun secara kelembagaan hal ini belum bisa
diwujudkan sepenuhnya di Indonesia. Masih banyak sekolah kejuruan yang tidak
bisa mendapatkan mitra penguji kompetensi yang benar-benar kompeten dan layak
menjadi penguji.
i.
Pendidikan
kejuruan harus memperhatikan permintaan pasar.Secara alamiah prinsip ini mulai
berlaku dan diterapkan terutama di sekolah kejuruan yang memiliki birokrasi
lebih fleksibel seperti sekolah swasta. Prinsip ekonomi supply-demand berlaku saat
ini, program keahlian yang tidak dibutuhkan industri akan dengan sendirinya
mendapatkan peminat yang sedikit. Jika sekolah tidak mampu menyesuaikan dengan
cepat, maka besar kemungkinan sekolah akan kesulitan menjaring siswa. Namun
banyak kendala yang harus dihadapi sekolah agar bisa menjadi sekolah yang mampu
selalu memenuhi permintaan pasar kerja. Penghapusan program keahlian yang ada
pasti akan menimbulkan konsekuensi besar dan menimbulkan kerugian bagi sekolah.
Pembukaan program keahlian baru juga tidak mudah karena mahal dan rumitnya
persiapan. Dalam realita, banyak sekolah yang akhirnya mengorbankan kesiapan
penyelenggaraan demi mengejar permintaan pasar, hal ini sangat berbahaya dan
pada akhirnya akan membuat nama baik sekolah tercemar karena gagal menghasilkan
lulusan yang berkualitas.
j.
Proses
pembinaan kebiasaan yang efektif pada siswa akan tercapai jika pelatihan
diberikan pada pekerjaan yang nyata (pengalaman sarat nilai).Secara sistem
prinsip ini sudah diterapkan di sekolah kejuruan kita. Ada Praktek Industri dan
Pemagangan di SMK yang diberikan alokasi waktu cukup, antara 3-sampai 6 bulan.
Kesempatan juga dibuka lebar dalam hal penempatan, bisa diluar kota, luar
negeri, dll. Bahkan siswa diperbolehkan untuk masuk ke industri yang
relevansinya kurang dengan jurusan yang dimiliki. Ini adalah hal yang salah dan
tidak sesuai dengan prinsip pendidikan kejuruan, namun sekolah harus menghadapi
kenyataan bahwa penempatan praktek lapangan siswa sangat sulit. Ini disebabkan
kurangnya jumlah industri yang mau menerima siswa praktek dan semakin banyaknya
jumlah siswa sekolah kejuruan pada saat ini. Sayangnya tidak ada upaya konkrit
untuk memecahkan masalah rasio yang timpang ini dari pemerintah.
k.
Sumber
yang dapat dipercaya untuk mengetahui isi pelatihan pada suatu okupasi tertentu
adalah dari pengalaman para ahli okupasi tersebut.Prinsip ini sudah cukup luas
diterapkan oleh sekolah kejuruan, materi belajar memang disediakan dari sumber
yang cukup terpercaya. Ini disebabkan semakin mudahnya pencarian informasi melalui
teknologi informasi sehingga dimungkinkan penggunaan dokumen untuk belajar yang
berasal dari berbagai sumber. Bahkan saat ini hampir tidak ada perbedaan materi
belajar antar sekolah dan antar daerah karena sumber yang dipakai sangat banyak
dan tersedia bebas. Namun utnuk beberapa jurusan tertentu, sekolah harus lebih
proaktif membangun hubungan dengan industri lokal karena adanya materi yang
harus disesuaikan dengan kebutuhan lokal.
l.
Setiap
pekerjaan mempunyai ciri-ciri isi (body of content) yang berbeda-beda antara
satu dengan yang lain.Prinsip ini sudah didekati oleh sistem pendidikan
kejuruan dengan adanya pengelompokan jurusan dan program keahlian. Sekolah juga
cenderung membuka program keahlian yang serumpun agar bisa terjadi efisiensi
dalam proses mengajar karena adanya kompetensi atau sub-kompetensi yang dipakai
bersama dalam bidang keahlian yang berbeda.
m.
Pendidikan
kejuruan akan merupakan layanan sosial yang efisien jika sesuai dengan
kebutuhan seseorang yang memang memerlukan dan memang paling efektif jika
dilakukan lewat pengajaran kejuruan.Prinsip ini memerlukan banyak sumber daya
dalam penerapannya. Setiap bidang keahlian memerlukan materi, metode belajar
dan pendekatan yang berbeda satu sama lain. Kebutuhan masing-masing jurusan
harus dipenuhi agar hasil dari proses pembelajaran bisa maksimal. Di Indonesia
sudah diterapkan dalam skala tertentu seperti adanya pelajaran Matematika
khusus untuk bidang keahlian bisnis dan manajemen, ada Matematika khusus bidang
Teknologi, dll. Hal yang sama juga sudah diterapkan di masing-masing rumpun
seperti antar jurusan Multimedia dan Animasi ada pelajaran Gambar Grafis yang
sedikit berbeda karena berbeda tujuan.
n.
Pendidikan
kejuruan akan efisien jika metode pengajaran yang digunakan dan hubungan
pribadi dengan peserta didik mempertimbangkan sifat-sifat peserta didik
tersebut.Prinsip ini sudah cukup luas diterapkan karena karakter sosial
masyarakat Indonesia yang sangat menghargai hubungan sosial yang harmonis.
Hubungan antara sekolah, guru, siswa dan orangtua siswa tergolong baik jika
dibanding dengan negara lain. Ini adalah hal positif karena siswa dapat secara
positif mengembangkan minat dan bakatnya karena hubungan guru-siswa berjalan
sehat dalam proses belajar. Namun kendala utama prinsip ini adalah karena banyaknya
siswa yang harus diajar oleh 1 guru, artinya rasio guru-siswa masih sangat
timpang sehingga masih sulit bagi guru untuk dapat memberikan perhatian khusus
pada setiap siswanya.
o.
Administrasi
pendidikan kejuruan akan efisien jika luwes.Pada umumnya manajemen administrasi
sekolah di Indonesia relatif fleksibel dan tidak kaku. Ini juga berhubungan
dengan karakter sosial masyarakat Indonesia yang mengedepankan rasa saling
percaya dan keterbukaan. Bahkan dalam banyak kasus terlalu fleksibel dan
mengabaikan prinsip tertib administrasi. Namun dengan semakin banyaknya
penerapan standar manajemen mutu terpadu di sekolah, hal ini semakin baik,
artinya tetap luwes namun tertib.
p.
Pendidikan
kejuruan memerlukan biaya tertentu dan jika tidak terpenuhi maka pendidikan
kejuruan tidak boleh dipaksakan beroperasi.Prinsip ini banyak dilanggar.
Prinsip sebaliknya yang justru sering dipakai yaitu, biarpun biaya tidak cukup
yang penting dibuka dulu. Ini adalah prinsip yang salah namun justru menjadi
mainstream di kalangan sekolah kejuruan. Pembukaan sekolah kejuruan membutuhkan
dana sangat besar, pemerintah saat ini tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan di
seluruh penjuru Nusantara, demikian juga swasta. Hanya beberapa sekolah saja,
baik negeri maupun swasta, yang mampu membiayai sekolah yang dikelola secara
memadai, sebagian besar lainnya tidak didukung sumber pembiayaan yang cukup.
bos aq mnta filenya donk,,Pliss
ReplyDeleteterima kasih, ilmunya pak jadi tahu.
ReplyDelete